Tuesday, March 20, 2012

Agama Itu Nasihat. [II]

Sambungan syarah hadis...

1. Nasihat untuk Allah SWT.

Al-Imam Muhammad bin Nashr al-Marwazi rahimahullah (meninggal 294H) berkata nasihat hukumnya terbahagi kepada dua, iaitu wajib dan sunnah.
"Nasihat hukumnya ada dua. Yang pertama wajib, dan yang kedua sunnah. Adapun nasihat yang wajib untuk Allah. Yaitu perhatian yang sangat dari pemberi nasihat untuk mengikuti semua yang Allah cintai, dengan melaksanakan kewajiban, dan dengan menjauhi semua yang Allah haramkan. Sedangkan nasihat yang sunnah, adalah dengan mendahulukan perbuatan yang dicintai Allah daripada perbuatan yang dicintai oleh dirinya sendiri. Yang demikian itu, bila dua hal dihadapkan pada diri seseorang, yang pertama untuk kepentingan dirinya sendiri dan yang lain untuk Rabb-nya, maka dia memulai mengerjakan sesuatu untuk Rabb-nya terlebih dahulu dan menunda semua yang diperuntukkan bagi dirinya sendiri."
Nasihat yang wajib untuk Allah: Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya dengan sepenuh anggota badan dikala sihat ataupun sakit. Sekirang ada perkara yang menghalanya untuk berbuat demikian dia tetap berniat bersungguh-sungguh untuk melaksanakannya apabila penghalang tersebut hilang.
(Qs at-Taubah/9:91)
Tidak ada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, atas orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan,  apabila mereka menasihati kepada Allah dan Rasul-Nya (cinta kepada Allah dan Rasul-Nya). Tidak ada jalan sedikit pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surah at-Taubah: 91)
Allah SWT menamakan mereka sebagai “al-muhsinin” yakni orang-orang yang berbuat kebaikan, kerana perbuatan mereka berupa nasihat untuk Allâh SWT dengan hati mereka yang ikhlas ketika mereka terhalang untuk berjihad dengan jiwa raganya. 

Nasihat yang sunnah untuk Allah: Berjuang berhabis-habisan untuk mengutamakan Allah SWT dalam segala perkara lebih dari apa yang dia cintai termasuk dirinya sendiri dan orang lain. 

Kata Ibnu Rajab, termasuk nasihat untuk Allâh SWT, ialah dengan berjihad melawan orang-orang yang kufur kepada-Nya dan berdakwah mengajak manusia ke jalan Allâh Ta'ala. [7]

2. Nasihat untuk kitabullah.

Nasihat untuk kitabullah bererti kita mengimani kebenaran al-Quran yang diturunkan kepda Nabi Muhammad SAW. Sentiasa mencintai dan mengagungkan al-Quran disamping berusaha untuk membaca dan memahami isi kandungan al-Quran. Justeru, kita mengamalkan apa yang disuruh di dalam al-Quran serta mengajarkannya kepada orang lain. 

Nasihat untuk kitabullah boleh dilakukan seperti berikut:

a. Membaca dan menghafal al-Quran.

Dengan membaca al-Quran jiwa seseorang itu akan menjadi tenang serta akan dibersihkan jiwanya dari segala kekotoran maksiat. Di samping itu, dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT serta akan menjadi syafaat kepada kita di hari akhirat nanti. Selaras dengan sabda Nabi SAW:
hadist
Bacalah Al-Quran, kerana pada hari Kiamat ia akan datang
untuk memberi syafa’at kepada orang yang membacanya. [8]
b. Mentadabbur ayat al-Quran.

Setelah membaca dan menghafal ayat al-Quran, ktia seharusnya mentadabbur maknanya pula. Mana mungkin seseorang membaca dan menghafal sesebuah buku tetapi tidak mengetahu dan memahami isi kandungan buku tersebut. Dan hal ini telah dipersoalkan oleh Allah SWT di dalam al-Quran:

(Qs Muhammad/47:24)
Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Qur‘ân
ataukah hati mereka terkunci?
(Surah Muhammad: 24)

c. Mempelajari dan mengajarkan al-Quran

Sesudah kita memahami al-Quran, adalah menjadi tanggugjawab kita untuk mengajarkannya kepada umat Islam yang lain agar mereka meletakkan al-Quran sebagai neraca kehidupan yang dapat menjamin mereka di dunia dan di akhirat. 

Sabda Nabi SAW:
hadist
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari
dan mengajarkan Al-Quran. [9]

d. Mempraktikan al-Quran.

Apa guna ilmu tanpa amal. Sama juga dengan al-Quran, tiada gunanya kalau kita hafal satu al-Quran sekalipun tetapi kita tidak berusaha atau berkehendak untuk mengamalkan isi kandungannya. Ilmu tanpa amal ibarat pohon yang tidak berbuah. 

Allah SWT berfirman:
(Qs ash-Shaff/61:2-3)
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allâh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (Surah ash-Shaff: 2-3)
Syarah hadis ini akan bersambung dalam posting akan datang. 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[7] Jami'ul 'Ulum wal-Hikam (I/222).
[8] Hadis riwayat Muslim (no. 804), dari Sahabat Abu Umamah al-Bahili radhiyallâhu'anhu.
[9] Hadis riwayat al-Bukhari (no. 5027), dari Sahabat ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallâhu'anhu.


No comments:

Post a Comment